Peningkatan Produktivitas Kerja Industri Kecil Menengah Melalui Gugus Kendali Mutu Percepatan Peningkatan Produktivitas (GKM 3P)
Asep Ridwan
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jend. Sudirman KM. 3 Cilegon- Banten 42435
email: sep_ridwan@yahoo.com
ABSTRAK
Gugus Kendali Mutu Peningkatan Percepatan Produktivitas (GKM 3P) dibentuk dalam rangka mempercepat peningkatan produktivitas kerja terutama di Industri Kecil Menengah. Penelitian ini dilakukan di sebuah pabrik kecap, di mana permasalahan yang ada setelah dilakukan brainstorming di antara pekerja adalah lamanya pengisian kecap sehingga menghambat pengiriman barang ke konsumen. Penyebab masalah tersebut adalah mulut corong kurang lebar, botol yang akan diisi masih dalam karung, pola kerja serabutan, adanya sortir botol saat pengisian kecap, dan layout pengisian kecap yang kurang optimal. Perbaikan-perbaikan yang dirancang adalah mengganti corong dengan mulut lebih lebar, botol yang akan diisi ada dalam krat, pola kerja 1 orang 1 pekerjaan, botol kosong sudah disortir di bagian pencucian, dan lay out pengisian kecap dalam 1 lintasan. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan perbaikan secara bersamaan menghasilkan rata-rata produksi sebesar 250 lusin per hari dari biasanya hanya 175 lusin per hari. Hasil ini melampaui target dengan tingkat keberhasilan 150 % dari target awal sebesar 225 lusin per hari.
Kata Kunci : GKM 3P, Produktivitas, Kecap
1. Pendahuluan
Proses penerapan GKM-3P melalui peningkatan pekerjaan, peralatan dan lay-out. Pekerjaan meliputi Pekerjaan standard, Penilaian / tela’ah waktu , C.T & T.T, Penyamarataan dari kombinasi beberapa proses kerja, dan Mencari penyebab penghentian line. Peralatan meliputi Otomatisasi kecil pada mesin, Memperhatikan ergonomic dalam proses pekerjaan seperti : Berjalan, Membungkuk, Mengangkat dsb. Lay out meliputi Pola tata ruang dan tata letak, Perubahan arus dari sistim lot kepada arus tunggal, dan lain-lain.
Langkah langkah pelaksanaan GKM - MODEL 3P terdiri dari 5 langkah , yaitu :
1. Langkah 1 Menentukan Tema
Temukenali hal-hal untuk penentuan Tema, yaitu :
o Tema ditentukan oleh pimpinan, atau usulan bawahan yang disetujui pimpinan.
o Tema dari masalah yang sangat mendesak.
o Ditemukan dilapangan – dengan tela’ah masalah lapangan (Gunakan Problem Detecting)
o Tentukan TEMA yang menyangkut masalah yang akan diatasi dengan memperhatikan QCDSMP.
2. Langkah II Analisa, Rencana Perbaikan, dan Target
Analisa penyebab menggunakan diagram fishbone jika bersifat negatif dan Diagram pohon jika bersifat positif. Rencana perbaikan dibuat sesuai format kebutuhan. Target dapat ditentukan oleh pimpinan atau usulan bawahan yang disetujui pimpinan. Bandingkan target dengan perusahaan lain yang performance kerja lebih baik (benchmark). Bandingkan dengan proses sejenis yang terbaik
internal (produktivitas, kualitas, effisiensi dsb).
3. Langkah III Pelaksanaan Perbaikan
Pelaksanaan perbaikan agar disesuaikan dengan rencana pelaksanaan & tampilkan gb. Jika ada. Pelaksanaan perbaikan dilakukan dengan membandingkan sebelum dan sesudah perbaikan.
4. Langkah IV Pemeriksaan Hasil
Selama pelaksanaan perbaikan tetap dilakukan kontrol / check
Hasil yang diperoleh dijelaskan menggunakan check sheet / process balancing sheet, grafik (lingkaran, balok atau garis), control chart, diagram pareto, histogram dan alat lainnya yang disesuaikan.
5. Langkah V Standardisasi
Standarisasi diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan yang sama. Standarisasi yang telah ditetapkan sebagai standard kerja baru harus :
1. Disetujui dan ditandatangani oleh Pimpinan yang berwenang
2. Standarisasi ditempel ditempat kerja
3. Dilaksanakan sepenuhnya.untuk orang yang terlibat pada proses tersebut
4. Suatu ketentuan yang harus diikuti oleh setiap pelaku pelaksana dilapangan.
5. Hasil perbaikan di Monitor terus menerus dan ada catatan.
6. Menjadi SOP / WI Perusahaan
GKM-3P merupakan implementasi dari 5K2S sebagai dasar mutu. 5K2S diimplementasikan melalui pelaksanaan GKM-3P dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja.
2. Metode
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara langsung di tempat kerja dengan diskusi, sumbang saran, dan praktek di lantai produksi.
Sedangkan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : melakukan wawancara dengan Disperindagkop Provinsi Banten tentang Industri Kecil Menengkah (IKM) yang akan dibina, melakukan observasi langsung pada IKM yang terpilih, melakukan sumbang saran dalam menentukan tema, menganalisis penyebab masalah, menentukan target dan rencana perbaikan yanga akan dilakukan, melaksanakan hasil perbaikan secara langsung di tempat kerja, analisa dan evaluasi hasil perbaikan, kesimpulan dan rekomendasi.
3. Hasil Dan Pembahasan
LANGKAH 1 : MENENTUKAN TEMA
Dalam menentukan tema, metode yang digunakan adalah metode Brainstorming atau lebih dikenal dengan sumbang saran. Dalam diskusi yang melibatkan beberapa karyawan produksi yang mana dari masing – masing perwakilan memberikan masukan – masukan atau permasalahan yang sering timbul. Masalah – masalah yang timbul dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 1 Inventarisasi masalah pada pabrik kecap PD. Putra Jaya
No | Masalah |
1 | Belum ada cadangan mesin |
2 | Standar rasa dan warna kurang ( pada kecap) |
3 | Bak pencucian kurang |
4 | Pengisian kecap yang lama |
5 | Pengangkutan sambal ke pengisian lama |
Berdasarkan 5 permasalahan yang telah teridentifikasi yang timbul pada perusahaan, tim GKM memutuskan “ PENGISIAN KECAP YANG LAMA “ yang diangkat sebagai tema dalam GKM pada saat ini. Adapun jumlah produksi per hari rata-rata 175 lusin, sedangkan kapasitas produksi sebesar 300 lusin per hari. Pemilihan tema ini selain disetujui oleh seluruh tin GKM yang terdiri dari ketua dan anggotanya juga telah disetujui oleh pimpinan perusahaan. Kemudian pemilihan tema ini juga relevan berdasarkan prioitas pemasaran kecap yang sering kekurangan stok. Adapun judul yang disepakati oleh tim GKM adalah “Peningkatan produktivitas kerja dengan cara mempercepat proses pengisian kecap”.
LANGKAH 2 : ANALISA PENYEBAB, TARGET DAN RENCANA PERBAIKAN
Setelah dilakukan berbagai diskusi dengan metode brainstorming (sumbang saran) mengenai penyebab mengapa pengisian kecap menjadi lama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2 Analisa Penyebab
No | Faktor | Masalah | Penyebab |
1 | Pengisian kecap lama | - Kran pengisian botol yang tidak sesuai | - Mulut Corong kran kurang lebar |
| | - Botol masih dari karung | - Botol harus masuk dalam peti |
| | - Pola kerja kurang tepat | - Pola kerja masih monoton |
| | - Botol belum siap untuk dipakai | - Waktu pengisian kecap bersamaan dengan mensortir botol |
| | - Lintasan pengisian kurang tepat | - Pengisian kecap yang tidak satu lintasan |
Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan
No | Jenis Pekerjaan | Minggu III | Minggu IV | ||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | ||
1 | Perubahan corong kran | | | | | | | | | | | | |
2 | Pengambilan botol dari dalam peti krat | | | | | | | | | | | | |
3 | Perubahan pola kerja | | | | | | | | | | | | |
4 | Waktu pengisian kecap bersamaan dengan mensortir botol | | | | | | | | | | | | |
5 | Pengisian kecap satu lintasan | | | | | | | | | | | | |
Ø Rencana Perbaikan dan Target
Tabel 4 Rencana perbaikan dan target
No | Faktor | Why | What | Where | When | Who | How | How Much |
1 | Kran Pengisian yang Tidak sesuai | Agar mempercepat proses pengisian kecap | Memilih mulut corong kran dengan yang lebih besar | Pabrik Kecap bagian produksi | Ming-gu III Sept | Karya-wan bagian produk-si | Mengganti corong kran dengan yang lebih besar | 100 % |
2 | Pengambilan botol masih dari karung | Agar mempermudah dalam pengambilan botol | Memilih peti krat sebagai tempat pengambilan botol | Ming-gu III Sept | Mengganti karung dengan peti krat sebagai tempat penyimpanan botol. | 100 % | ||
3 | Pola kerja kurang tepat | Agar mengeta-hui pola kerja yang terbaik | Mencari pola kerja yang terbaik | Ming-gu IV Sept | Mencoba kombinasi masing2 pekerjaan dengan pekerja yang tersedia | 100 % | ||
4 | Botol yang belum siap dipakai | Agar mempermudah karyawan dalam melakukan pengisian botol tanpa mensortir | Memperbaiki kegiatan inspeksi pada saat pencucian botol | Ming-gu IV Sept | Karya-wan bagian pencuci-an botol | Memberlakukan kegiatan inspeksi sortir botol pada saat pencucian botol | 100 % | |
5 | Lintasan pengisian botol yang kurang tepat | Agar mempermudah proses produksi pada kecap | Memperbaiki layout pabrik menjadi satu lintasan | Ming-gu IV Sept | Karya-wan bagian produk-si | Membuat layout baru menjadi satu lintasan proses produksi kecap | 100 % |
Target yang ingin dicapai oleh tim GKM “Maju Jaya “ adalah 225 lusin pengisian kecap per hari sesuai dengan pesanan rata-rata per hari dari bagian pemasaran
LANGKAH 3 : PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN
Tabel 5 Pelaksanaan tindakan perbaikan
No. | Masalah | Tindakan Perbaikan |
1. | Kran Pengisian yang Tidak sesuai. | Mengganti corong kran untuk mengisi botol kecap dengan yang lebih besar |
2 | Pengambilan botol masih dari karung | Mengganti karung dengan peti krat sebagai tempat penyimpanan botol. |
3 | Pola kerja yang kurang tepat | Mencoba kombinasi masing2 pekerjaan dengan pekerja yang tersedia |
4 | Botol yang belum siap dipakai | Memberlakukan kegiatan inspeksi sortir botol pada saat pencucian botol |
5 | Lintasan pengisian botol yang kurang tepat | Membuat layout baru menjadi satu lintasan proses produksi kecap |
Ø Melaksanakan Perbaikan
1. Penggunaan kran pengisian botol kecap yang sesuai
Faktor yang diperbaiki Sasaran/tujuan perbaikan Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan) Pelaksanaan perbaikan Cara pelaksanaan | : : : : : : | Penggunaan kran pengisian botol kecap yang sesuai. Agar dapat mempercepat proses pengisian botol kecap. PD. Putra Jaya Food Industies September 2007. Minggu ke-3 September 2007 Mengganti corong kran untuk mengisi botol kecap dengan yang lebih besar agar dapat mengisi dengan lebih cepat. |
2.Pengambilan botol kecap dari peti krat yang sesuai
Faktor yang diperbaiki Sasaran/tujuan perbaikan Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan) Pelaksanaan perbaikan Cara pelaksanaan | : : : : : : | Pengambilan botol kecap dari peti krat yang sesuai Agar mempermudah dalam pengambilan botol pada saat akan atau sedang melakukan pengisian kecap. PD. Putra Jaya Food Industies September 2007. Minggu ke-3 September 2007 Mengganti karung dengan peti krat sebagai tempat penyimpanan botol yang sesuai. |
3.Menentukan pola kerja yang tepat dan sesuai
Faktor yang diperbaiki Sasaran/tujuan perbaikan Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan) Pelaksanaan perbaikan Cara pelaksanaan | : : : : : : | Pola kerja yang tepat dan sesuai Agar karyawan mengetahui cara kerja yang terbaik. PD. Putra Jaya Food Industies September 2007. Minggu ke- 4 September 2007 Mencoba kombinasi masing-masing pekerjaan denga pekerja yang tersedia |
4.Penyediaan botol kecap yang siap untuk digunakan
Faktor yang diperbaiki Sasaran/tujuan perbaikan Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan) Pelaksanaan perbaikan Cara pelaksanaan | : : : : : : : | Penyediaan botol kecap yang siap untuk digunakan pada proses pengisian. Agar mempermudah karyawan dalam melakukan pengisian botol tanpa harus mensortir terlebih dahulu. PD. Putra Jaya Food Industies September 2007. Minggu ke- 4 September 2007 Memberlakukan kegiatan inspeksi sortir botol pada saat pencucian botol kepada para pekeja ditempat pencucian botol. |
5.Lintasan pengisian botol yang tepat dan sesuai
Faktor yang diperbaiki Sasaran/tujuan perbaikan Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan) Pelaksanaan perbaikan Cara pelaksanaan | : : : : : : | Lintasan pengisian botol yang kurang tepat dan sesuai sehingga menghambat proses produksi kecap secara keseluruhan. Agar mempermudah dalam melakukan proses produksi pada pabrik kecap PD. Putra Jaya Food Industies September 2007. Minggu ke- 4 September 2007 Membuat layout baru dimana layout tersebut menjadi satu lintasan proses produksi kecap |
LANGKAH 4 : PENGECEKAN HASIL DAN EVALUASI
Tabel 6 Pengecekan hasil dan evaluasi
No. | Masalah | Gb. Sebelum Perbaikan | Gb. Sesudah Perbaikan |
1 | Kran pengisian botol yang tidak tepat dan tidak sesuai | - Waktu pengisian botol kecap pada pabrik kecap sebelum kran diganti cenderung lambat. | Waktu pengisian botol kecap pada pabrik kecap setelah kran diganti menjadi lebih cepat, |
2 | Pengambi-lan botol kecap yang masih berasal dari karung | - - Proses pengambilan botol kecap yang berasal dari karung cenderung lebih menyulitkan pekerja ketika mengambi botol kecap | - - Ketika botol kecap yang akan diisi ditempatkan pada peti krat, maka pekerja dengan mudah mengambil botol kecap . |
3. | Pola kerja yang kurang tepat | Pola kerja serabutan, kadang-kadang pengisian kecap 3 orang, ditumpuk dulu, kemudian di-cap (ditutup) dan di-label. | - - Pola kerja yang teratur, 1 orang dengan 1 pekerjaan sehingga tidak ada penumpukan dan lebih cepat |
4. | Botol yang tidak siap untuk digunakan | - Botol yang tidak siap digunakan menyebabkan pekerja yang harus kembali memeriksa bagian botol yang layak atau tidak sehingga memperlambat pengisian kecap. | - Botol siap untuk digunakan tanpa disortir dulu sehingga mempercepat pengisian kecap. |
5 | Lintasan pengisian botol kecap yang tidak tepat sesuai | - Lintasan yang tidak tepat dapat membuat proses pengisian kecap berjalan semakin lama. | - -Proses pengisian kecap dalam 1 Lintasan sehingga mempercepat pengisian kecap |
Dengan 5 perbaikan diatas dan dilakukan secara bersamaan , maka dihasilkan jumlah pengisian kecap sebesar 250 lusin per hari dari target 225 lusin per hari atau melebihi target dengan tingkat keberhasilan sebesar 150 %
LANGKAH 5 : STANDARDISASI DAN SOSIALISASI
Uraian standardisasi
1. Gunakan corong kran pengisian kecap dengan mulut corong lebih lebar atau disompal sedikit ujungnya.
2. Simpan botol kecap yang akan diisi dalam krat dengan jumlah yang cukup
3. Gunakan pola kerja 1 orang pekerja untuk 1 pekerjaan, yaitu masing-masing orang untuk pengisian, penutupan, pencelupan segel, dan penempelan label.
4. Lakukan pemeriksaan (sortir) botol kecap setelah dicuci oleh bagian pencucian botol
5. Susun lay out pekerjaan dengan 1 lintasan secara teratur sampai pengepakan.
6. Jumlah kecap yang dapat diisi sebanyak 250 lusin per hari atau 6 tumpuk per jam (1 tumpuk 3 krat @ 2 lusin)
4. Simpulan
Penerapan GKM 3P di pabrik kecap PD Putrajaya Food Industries telah berhasil meningkatkan produktivitas pengisian kecap sebesar 250 lusin perhari dari 175 lusin per hari atau keberhasilan tim GKM sebesar 150% dari target 225 lusin per hari.
GKM 3P lebih sesuai untuk Industri Kecil Menengah (IKM) karena lebih fleksibel dalam penggunaan alat (tools), lebih cepat penyelesaiannya, dan sedikit investasi.
Ucapan Terimakasih
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pimpinan perusahaan beserta manajemen Pabrik Kecap PD Putra jaya, yaitu Bapak Husen Oktodinata dan Bapak Widodo, atas bantuannya dalam memfasilitasi pembentukan dan pelaksanaan GKM 3P. Selain itu, kami menghaturkan terimakasih kepada Aparat Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Serang , yaitu Bapak M. Eka Jaya dan Bapak Armani, yang telah membantu pelaksanaan pengabdian masyarakat di Kabupaten Serang.
Daftar Pustaka
Anonimous, 2006, Buku Panduan Pelaksanaan GKM 3P Percepatan Peningkatan Produktivitas, Pillar Utama Management Development, Jakarta.
Anonimous, 2007, Pemberdayaan IKM Untuk Meningkatkan Daya Saing Dengan GKM Model Percepatan Peningkatan Produktivitas (3P), Pillar Utama Management Development, Jakarta.
Anonimous, 2007, Inplementasi 5K+2S, Pillar Utama Management Development, Jakarta.
Anonimous, .2007, Pengantar Model GKM : TOT Fasilitator GKM-IKM, Direktorat Jenderal IKM,, Jakarta.
Ishikawa, Kaoru, 1986, Gugus Kendali Mutu dalam Realita, Binaman Teknika Aksara, Jakarta.
JUSE, 1980, General Principles of the QC Circle, QC Circle Headquarter, Tokyo.
L. Crocker, Olga et. Al, 2004, Gugus Kendali Mutu: Pedoman, Partisipasi, dan Produktivitas, Bumi Aksara, Jakarta
M. Hill, Francis, 1996, Organization learning for TQM through quality circles”, The TQM Magazine 6(2):53-57.
[PMMI] Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia, 2000, Pelatihan Tulta: Metoda Pemecahan Masalah dalam Tujuh Langkah Tujuh Alat, Jakarta
Ridwan, A., 2007, Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) Dengan Delapan Langkah Dan Tujuh Alat (DELTA), Cilegon: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas ...
Ridwan, A., 2007, Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) Dengan Lima Langkah Kesesuaian Alat, Jurusan Teknik Industri FT UNTIRTA, Cilegon.
Bisa kirim formatnya gak mas?
BalasHapusTerimakasih artikelnya Pak Asep. Mau tanya pak, kalau untuk DELTA kan ada Langkah Berikutnya (L8). Kalau di 3P ini apakah tidak ada?
BalasHapusCasinos Near Me - MapyRO
BalasHapusWe have 516 casinos in the United States 수원 출장샵 that offer slots. All casinos have slots. We have 1.3 부산광역 출장안마 million online players so we 남양주 출장마사지 have a lot 남원 출장마사지 of choice for 동두천 출장안마 you.