Kamis, 11 Juni 2009

Makalah GKM 3P

Peningkatan Produktivitas Kerja Industri Kecil Menengah Melalui Gugus Kendali Mutu Percepatan Peningkatan Produktivitas (GKM 3P)

Asep Ridwan

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Jl. Jend. Sudirman KM. 3 Cilegon- Banten 42435

email: sep_ridwan@yahoo.com

ABSTRAK

Gugus Kendali Mutu Peningkatan Percepatan Produktivitas (GKM 3P) dibentuk dalam rangka mempercepat peningkatan produktivitas kerja terutama di Industri Kecil Menengah. Penelitian ini dilakukan di sebuah pabrik kecap, di mana permasalahan yang ada setelah dilakukan brainstorming di antara pekerja adalah lamanya pengisian kecap sehingga menghambat pengiriman barang ke konsumen. Penyebab masalah tersebut adalah mulut corong kurang lebar, botol yang akan diisi masih dalam karung, pola kerja serabutan, adanya sortir botol saat pengisian kecap, dan layout pengisian kecap yang kurang optimal. Perbaikan-perbaikan yang dirancang adalah mengganti corong dengan mulut lebih lebar, botol yang akan diisi ada dalam krat, pola kerja 1 orang 1 pekerjaan, botol kosong sudah disortir di bagian pencucian, dan lay out pengisian kecap dalam 1 lintasan. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan perbaikan secara bersamaan menghasilkan rata-rata produksi sebesar 250 lusin per hari dari biasanya hanya 175 lusin per hari. Hasil ini melampaui target dengan tingkat keberhasilan 150 % dari target awal sebesar 225 lusin per hari.

Kata Kunci : GKM 3P, Produktivitas, Kecap



1. Pendahuluan

Setiap Industri Kecil Menengah (IKM) menghadapi berbagai tuntutan dan harapan dari pelanggan yang meliputi : kualitas produk, harga, distribusi, dan layanan yang semakin baik. Oleh karena itu, IKM harus meningkatkan konsistensi proses produksi, efisiensi biaya, sistem dan prosedur kerja, dan motivasi serta sikap SDM. Setiap IKM harus membiasakan diri dengan perubahan termasuk menumbuhkan dan mengembangkan budaya perbaikan/penyempurnaan yang berkesinambungan. Salah satu budaya perbaikan/penyempurnaan dalam IKM adalah penerapan 5K2S (Keteraturan, Kerapihan, Kebersihan, Kelestarian, kedisiplinan, Service, dan Safety) melalui GKM-3P(Percepatan Peningkatan Produktifitas).

Pabrik Kecap yang diproduksi oleh PD Putra Jaya Food Industries sudah terkenal oleh masyarakat Serang sebagai produsen kecap local merkKOKI” yang pemasarannya sudah cukup luas. Pengamatan di lapangan menunjukkan toko-toko sembako di Pasar Rau (RTC) sebagai pasar utama produk ini dengan target para pemilik warung Bakso. Penjualan biasanya dilakukan langsung di pasar-pasar tradisional, dikirim ke warung-warung bakso langganan dan dijual ke luar` daerah Banten seperti Lampung dan Padang (Sumatera).

Kondisi pembuatan kecap di pabrik ini memakai cara-cara tradisional. Akhir-akhir ini produksi kecap per hari sekitar 150 lusin, padahal kapasitas produksi sampai 300 lusin per hari. Pimpinan perusahaan mengatakan bahwa para pekerja seharusnya bisa lebih banyak produk kecap yang dihasilkan setiap harinya.semangat kerjasama yang lebih tinggi; kelompok mengambil inisiatif sendiri dan melakukan tugas pemecahan persoalan yang dilakukan oleh manajemen; hubungan manajemen dan buruh meningkat.


Dari permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk membentuk tim GKM 3P diantara para pekerja dalam rangka memecahkan permasalahan yang terjadi. Setelah itu, kegiatan GKM 3P dilaksanakan sebagai implementasi 5K2S untuk meningkatkan produksi kecap per hari.

Percepatan, Peningkatan, Produktivitas adalah suatu perubahan nilai tambah dari hasil perbandingan antara Input dan Output dalam produk maupun jasa dengan akselerasi waktu yang optimal. GKM–3P adalah Sistim – “Percepatan untuk Peningkatan Produktivitasdengan mengoptimalisasikan perangkat lunak tanpa investasi dalam waktu yang relatif singkat. Perangkat lunak adalah Proses kerja, Cara kerja, Waktu kerja, Skill kerja, Tata letak fasilitas, Peralatan penunjang kerja dan lain lain. Melalui metode 3P - Perangkat tersebut harus dimak-simalkan dalam fungsi dan penggunaannya dengan melakukan perbaikan-perbaikan tanpa investasi atau sedikit investasi dengan memperhatikan CARA, MUTU dan WAKTU.

Proses penerapan GKM-3P melalui peningkatan pekerjaan, peralatan dan lay-out. Pekerjaan meliputi Pekerjaan standard, Penilaian / tela’ah waktu , C.T & T.T, Penyamarataan dari kombinasi beberapa proses kerja, dan Mencari penyebab penghentian line. Peralatan meliputi Otomatisasi kecil pada mesin, Memperhatikan ergonomic dalam proses pekerjaan seperti : Berjalan, Membungkuk, Mengangkat dsb. Lay out meliputi Pola tata ruang dan tata letak, Perubahan arus dari sistim lot kepada arus tunggal, dan lain-lain.

Langkah langkah pelaksanaan GKM - MODEL 3P terdiri dari 5 langkah , yaitu :

1. Langkah 1 Menentukan Tema

Temukenali hal-hal untuk penentuan Tema, yaitu :

o Tema ditentukan oleh pimpinan, atau usulan bawahan yang disetujui pimpinan.

o Tema dari masalah yang sangat mendesak.

o Ditemukan dilapangandengan tela’ah masalah lapangan (Gunakan Problem Detecting)

o Tentukan TEMA yang menyangkut masalah yang akan diatasi dengan memperhatikan QCDSMP.

2. Langkah II Analisa, Rencana Perbaikan, dan Target

Analisa penyebab menggunakan diagram fishbone jika bersifat negatif dan Diagram pohon jika bersifat positif. Rencana perbaikan dibuat sesuai format kebutuhan. Target dapat ditentukan oleh pimpinan atau usulan bawahan yang disetujui pimpinan. Bandingkan target dengan perusahaan lain yang performance kerja lebih baik (benchmark). Bandingkan dengan proses sejenis yang terbaik

internal (produktivitas, kualitas, effisiensi dsb).

3. Langkah III Pelaksanaan Perbaikan

Pelaksanaan perbaikan agar disesuaikan dengan rencana pelaksanaan & tampilkan gb. Jika ada. Pelaksanaan perbaikan dilakukan dengan membandingkan sebelum dan sesudah perbaikan.

4. Langkah IV Pemeriksaan Hasil

Selama pelaksanaan perbaikan tetap dilakukan kontrol / check

Hasil yang diperoleh dijelaskan menggunakan check sheet / process balancing sheet, grafik (lingkaran, balok atau garis), control chart, diagram pareto, histogram dan alat lainnya yang disesuaikan.

5. Langkah V Standardisasi

Standarisasi diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan yang sama. Standarisasi yang telah ditetapkan sebagai standard kerja baru harus :

1. Disetujui dan ditandatangani oleh Pimpinan yang berwenang

2. Standarisasi ditempel ditempat kerja

3. Dilaksanakan sepenuhnya.untuk orang yang terlibat pada proses tersebut

4. Suatu ketentuan yang harus diikuti oleh setiap pelaku pelaksana dilapangan.

5. Hasil perbaikan di Monitor terus menerus dan ada catatan.

6. Menjadi SOP / WI Perusahaan

5K2S merupakan upaya untuk mengelola fasilitas dan lingkungan kerja agar tertata secara sistematis, rapih, bersih dan berdaya guna sehat serta nyaman.5K2S merupakan bagian dari upaya perbaikan dan penyempurnaan di dalam perusahaan di bidang fasilitas dan lingkungan kerja, ditujukan agar dapat :

· Meningkatkan mutu produk

· Meningkatkan efisiensi

· Meningkatkan keselamatan kerja

· Mendayagunakan fasilitas dan lingkungan kerja

· Menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman

Langkah-langkah 5K2S adalah :

1. Keteraturan berarti dipisahkan/pemilahan barang yang diperlukan dan tidak diperlukan

2. Kerapihan berarti meletakkan barang yang diperlukan dalam keadaan siap pakai, mudah diambil dan dikembalikan

3. Kebersihan berarti membersihkan tepat kerja dari debu,kotorandan benda-benda asing lain.

4. Kelestarian memelihara keadaan tertib, rapi, dan bersih secara terus menerus.

5. Kedisiplinan berarti melaksanakan segala hal sesuai standard,peraturan, atau keputusan yang telah ditentukan.

6. Service berarti usaha terus menerus berkesinambungan untuk selalu meningkatkan mutu dalam memenuhi kebutuhan pelanggan

7. Safety berati menciptkan kondisi kerja yang sehat dan selamat bagi siapapun yang berad di tempat kerja.

Dampak penerapan 5K2S bagi internal adalah :

1. Mengurangi cacat produk (defect), kesalah yang tidak perlu, gangguan kerusakan, resiko kecelakaan, dan sebagainya.

2. Meningkatkan motivasi dan semangat kerja yang tinggi.

3. Feksibilitas meningkat.

Sedangkan dampak bagi ekternal adalah :

1. Kepuasan pelanggan meningkat

2. Kepercayaan perusahaan meningkat

3. Pelayanan menjadi lebih baik

4. Keselamatan produik terhadap konsumen

GKM-3P merupakan implementasi dari 5K2S sebagai dasar mutu. 5K2S diimplementasikan melalui pelaksanaan GKM-3P dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja.

2. Metode

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara langsung di tempat kerja dengan diskusi, sumbang saran, dan praktek di lantai produksi.

Sedangkan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : melakukan wawancara dengan Disperindagkop Provinsi Banten tentang Industri Kecil Menengkah (IKM) yang akan dibina, melakukan observasi langsung pada IKM yang terpilih, melakukan sumbang saran dalam menentukan tema, menganalisis penyebab masalah, menentukan target dan rencana perbaikan yanga akan dilakukan, melaksanakan hasil perbaikan secara langsung di tempat kerja, analisa dan evaluasi hasil perbaikan, kesimpulan dan rekomendasi.


3. Hasil Dan Pembahasan

LANGKAH 1 : MENENTUKAN TEMA

Dalam menentukan tema, metode yang digunakan adalah metode Brainstorming atau lebih dikenal dengan sumbang saran. Dalam diskusi yang melibatkan beberapa karyawan produksi yang mana dari masing – masing perwakilan memberikan masukan – masukan atau permasalahan yang sering timbul. Masalah – masalah yang timbul dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 1 Inventarisasi masalah pada pabrik kecap PD. Putra Jaya

No

Masalah

1

Belum ada cadangan mesin

2

Standar rasa dan warna kurang ( pada kecap)

3

Bak pencucian kurang

4

Pengisian kecap yang lama

5

Pengangkutan sambal ke pengisian lama

Berdasarkan 5 permasalahan yang telah teridentifikasi yang timbul pada perusahaan, tim GKM memutuskan “ PENGISIAN KECAP YANG LAMA “ yang diangkat sebagai tema dalam GKM pada saat ini. Adapun jumlah produksi per hari rata-rata 175 lusin, sedangkan kapasitas produksi sebesar 300 lusin per hari. Pemilihan tema ini selain disetujui oleh seluruh tin GKM yang terdiri dari ketua dan anggotanya juga telah disetujui oleh pimpinan perusahaan. Kemudian pemilihan tema ini juga relevan berdasarkan prioitas pemasaran kecap yang sering kekurangan stok. Adapun judul yang disepakati oleh tim GKM adalah “Peningkatan produktivitas kerja dengan cara mempercepat proses pengisian kecap”.


LANGKAH 2 : ANALISA PENYEBAB, TARGET DAN RENCANA PERBAIKAN

Setelah dilakukan berbagai diskusi dengan metode brainstorming (sumbang saran) mengenai penyebab mengapa pengisian kecap menjadi lama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2 Analisa Penyebab

No

Faktor

Masalah

Penyebab

1

Pengisian kecap lama

- Kran pengisian botol yang tidak sesuai

- Mulut Corong kran kurang lebar



- Botol masih dari karung

- Botol harus masuk dalam peti



- Pola kerja kurang tepat

- Pola kerja masih monoton



- Botol belum siap untuk dipakai

- Waktu pengisian kecap bersamaan dengan mensortir botol



- Lintasan pengisian kurang tepat

- Pengisian kecap yang tidak satu lintasan

Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan

No

Jenis Pekerjaan

Minggu III

Minggu IV

1

2

3

4

5

6

1

2

3

4

5

6

1

Perubahan corong kran













2

Pengambilan botol dari dalam peti krat













3

Perubahan pola kerja












4

Waktu pengisian kecap bersamaan dengan mensortir botol












5

Pengisian kecap satu lintasan












Ø Rencana Perbaikan dan Target

Tabel 4 Rencana perbaikan dan target

No

Faktor

Why

What

Where

When

Who

How

How Much

1

Kran Pengisian yang Tidak sesuai

Agar mempercepat proses pengisian kecap

Memilih mulut corong kran dengan yang lebih besar

Pabrik Kecap bagian produksi

Ming-gu III

Sept

Karya-wan bagian produk-si

Mengganti corong kran dengan yang lebih besar

100 %

2

Pengambilan botol masih dari karung

Agar mempermudah dalam pengambilan botol

Memilih peti krat sebagai tempat pengambilan botol

Ming-gu III

Sept

Mengganti karung dengan peti krat sebagai tempat penyimpanan botol.

100 %

3

Pola kerja kurang tepat

Agar mengeta-hui pola kerja yang terbaik

Mencari pola kerja yang terbaik

Ming-gu IV

Sept

Mencoba kombinasi masing2 pekerjaan dengan pekerja yang tersedia

100 %

4

Botol yang belum siap dipakai

Agar mempermudah karyawan dalam melakukan pengisian botol tanpa mensortir

Memperbaiki kegiatan inspeksi pada saat pencucian botol

Ming-gu IV

Sept

Karya-wan bagian pencuci-an botol

Memberlakukan kegiatan inspeksi sortir botol pada saat pencucian botol

100 %

5

Lintasan pengisian botol yang kurang tepat

Agar mempermudah proses produksi pada kecap

Memperbaiki layout pabrik menjadi satu lintasan

Ming-gu IV

Sept

Karya-wan bagian produk-si

Membuat layout baru menjadi satu lintasan proses produksi kecap

100 %

Target yang ingin dicapai oleh tim GKM “Maju Jaya “ adalah 225 lusin pengisian kecap per hari sesuai dengan pesanan rata-rata per hari dari bagian pemasaran

LANGKAH 3 : PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN

Tabel 5 Pelaksanaan tindakan perbaikan

No.

Masalah

Tindakan Perbaikan

1.

Kran Pengisian yang Tidak sesuai.

Mengganti corong kran untuk mengisi botol kecap dengan yang lebih besar

2

Pengambilan botol masih dari karung

Mengganti karung dengan peti krat sebagai tempat penyimpanan botol.

3

Pola kerja yang kurang tepat

Mencoba kombinasi masing2 pekerjaan dengan pekerja yang tersedia

4

Botol yang belum siap dipakai

Memberlakukan kegiatan inspeksi sortir botol pada saat pencucian botol

5

Lintasan pengisian botol yang kurang tepat

Membuat layout baru menjadi satu lintasan proses produksi kecap

Ø Melaksanakan Perbaikan

1. Penggunaan kran pengisian botol kecap yang sesuai

Faktor yang diperbaiki

Sasaran/tujuan perbaikan

Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan)

Pelaksanaan perbaikan

Cara pelaksanaan

:

:

:

:

:

:

Penggunaan kran pengisian botol kecap yang sesuai.

Agar dapat mempercepat proses pengisian botol kecap.

PD. Putra Jaya Food Industies September 2007.

Minggu ke-3 September 2007

Mengganti corong kran untuk mengisi botol kecap dengan yang lebih besar agar dapat mengisi dengan lebih cepat.

2.Pengambilan botol kecap dari peti krat yang sesuai

Faktor yang diperbaiki

Sasaran/tujuan perbaikan

Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan)

Pelaksanaan perbaikan

Cara pelaksanaan

:

:

:

:

:

:

Pengambilan botol kecap dari peti krat yang sesuai

Agar mempermudah dalam pengambilan botol pada saat akan atau sedang melakukan pengisian kecap.

PD. Putra Jaya Food Industies September 2007.

Minggu ke-3 September 2007

Mengganti karung dengan peti krat sebagai tempat penyimpanan botol yang sesuai.

3.Menentukan pola kerja yang tepat dan sesuai

Faktor yang diperbaiki

Sasaran/tujuan perbaikan

Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan)

Pelaksanaan perbaikan

Cara pelaksanaan

:

:

:

:

:

:

Pola kerja yang tepat dan sesuai

Agar karyawan mengetahui cara kerja yang terbaik.

PD. Putra Jaya Food Industies September 2007.

Minggu ke- 4 September 2007

Mencoba kombinasi masing-masing pekerjaan denga pekerja yang tersedia

4.Penyediaan botol kecap yang siap untuk digunakan

Faktor yang diperbaiki

Sasaran/tujuan perbaikan

Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan)

Pelaksanaan perbaikan

Cara pelaksanaan

:

:

:

:

:

:

:

Penyediaan botol kecap yang siap untuk digunakan pada proses pengisian.

Agar mempermudah karyawan dalam melakukan pengisian botol tanpa harus mensortir terlebih dahulu.

PD. Putra Jaya Food Industies September 2007.

Minggu ke- 4 September 2007

Memberlakukan kegiatan inspeksi sortir botol pada saat pencucian botol kepada para pekeja ditempat pencucian botol.

5.Lintasan pengisian botol yang tepat dan sesuai

Faktor yang diperbaiki

Sasaran/tujuan perbaikan

Lokasi perbaikan Pelaksanaan (Periode kegiatan)

Pelaksanaan perbaikan

Cara pelaksanaan

:

:

:

:

:

:

Lintasan pengisian botol yang kurang tepat dan sesuai sehingga menghambat proses produksi kecap secara keseluruhan.

Agar mempermudah dalam melakukan proses produksi pada pabrik kecap

PD. Putra Jaya Food Industies September 2007.

Minggu ke- 4 September 2007

Membuat layout baru dimana layout tersebut menjadi satu lintasan proses produksi kecap

LANGKAH 4 : PENGECEKAN HASIL DAN EVALUASI

Tabel 6 Pengecekan hasil dan evaluasi

No.

Masalah

Gb. Sebelum Perbaikan

Gb. Sesudah Perbaikan

1

Kran pengisian botol yang tidak tepat dan tidak sesuai

-

Waktu pengisian botol kecap pada pabrik kecap sebelum kran diganti cenderung lambat.

Waktu pengisian botol kecap pada pabrik kecap setelah kran diganti menjadi lebih cepat,

2

Pengambi-lan botol kecap yang masih berasal dari karung

-

- Proses pengambilan botol kecap yang berasal dari karung cenderung lebih menyulitkan pekerja ketika mengambi botol kecap

-

- Ketika botol kecap yang akan diisi ditempatkan pada peti krat, maka pekerja dengan mudah mengambil botol kecap .

3.

Pola kerja yang kurang tepat

Pola kerja serabutan, kadang-kadang pengisian kecap 3 orang, ditumpuk dulu, kemudian di-cap (ditutup) dan di-label.

-

-

Pola kerja yang teratur, 1 orang dengan 1 pekerjaan sehingga tidak ada penumpukan dan lebih cepat

4.

Botol yang tidak siap untuk digunakan

- Botol yang tidak siap digunakan menyebabkan pekerja yang harus kembali memeriksa bagian botol yang layak atau tidak sehingga memperlambat pengisian kecap.

- Botol siap untuk digunakan tanpa disortir dulu sehingga mempercepat pengisian kecap.

5

Lintasan pengisian botol kecap yang tidak tepat sesuai

- Lintasan yang tidak tepat dapat membuat proses pengisian kecap berjalan semakin lama.

-

-Proses pengisian kecap dalam 1 Lintasan sehingga mempercepat pengisian kecap

Dengan 5 perbaikan diatas dan dilakukan secara bersamaan , maka dihasilkan jumlah pengisian kecap sebesar 250 lusin per hari dari target 225 lusin per hari atau melebihi target dengan tingkat keberhasilan sebesar 150 %


LANGKAH 5 : STANDARDISASI DAN SOSIALISASI

Uraian standardisasi

1. Gunakan corong kran pengisian kecap dengan mulut corong lebih lebar atau disompal sedikit ujungnya.

2. Simpan botol kecap yang akan diisi dalam krat dengan jumlah yang cukup

3. Gunakan pola kerja 1 orang pekerja untuk 1 pekerjaan, yaitu masing-masing orang untuk pengisian, penutupan, pencelupan segel, dan penempelan label.

4. Lakukan pemeriksaan (sortir) botol kecap setelah dicuci oleh bagian pencucian botol

5. Susun lay out pekerjaan dengan 1 lintasan secara teratur sampai pengepakan.

6. Jumlah kecap yang dapat diisi sebanyak 250 lusin per hari atau 6 tumpuk per jam (1 tumpuk 3 krat @ 2 lusin)

4. Simpulan

Penerapan GKM 3P di pabrik kecap PD Putrajaya Food Industries telah berhasil meningkatkan produktivitas pengisian kecap sebesar 250 lusin perhari dari 175 lusin per hari atau keberhasilan tim GKM sebesar 150% dari target 225 lusin per hari.

GKM 3P lebih sesuai untuk Industri Kecil Menengah (IKM) karena lebih fleksibel dalam penggunaan alat (tools), lebih cepat penyelesaiannya, dan sedikit investasi.

Ucapan Terimakasih

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pimpinan perusahaan beserta manajemen Pabrik Kecap PD Putra jaya, yaitu Bapak Husen Oktodinata dan Bapak Widodo, atas bantuannya dalam memfasilitasi pembentukan dan pelaksanaan GKM 3P. Selain itu, kami menghaturkan terimakasih kepada Aparat Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Serang , yaitu Bapak M. Eka Jaya dan Bapak Armani, yang telah membantu pelaksanaan pengabdian masyarakat di Kabupaten Serang.

Daftar Pustaka

Anonimous, 2006, Buku Panduan Pelaksanaan GKM 3P Percepatan Peningkatan Produktivitas, Pillar Utama Management Development, Jakarta.

Anonimous, 2007, Pemberdayaan IKM Untuk Meningkatkan Daya Saing Dengan GKM Model Percepatan Peningkatan Produktivitas (3P), Pillar Utama Management Development, Jakarta.

Anonimous, 2007, Inplementasi 5K+2S, Pillar Utama Management Development, Jakarta.

Anonimous, .2007, Pengantar Model GKM : TOT Fasilitator GKM-IKM, Direktorat Jenderal IKM,, Jakarta.

Ishikawa, Kaoru, 1986, Gugus Kendali Mutu dalam Realita, Binaman Teknika Aksara, Jakarta.

JUSE, 1980, General Principles of the QC Circle, QC Circle Headquarter, Tokyo.

L. Crocker, Olga et. Al, 2004, Gugus Kendali Mutu: Pedoman, Partisipasi, dan Produktivitas, Bumi Aksara, Jakarta

M. Hill, Francis, 1996, Organization learning for TQM through quality circles”, The TQM Magazine 6(2):53-57.

[PMMI] Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia, 2000, Pelatihan Tulta: Metoda Pemecahan Masalah dalam Tujuh Langkah Tujuh Alat, Jakarta

Ridwan, A., 2007, Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) Dengan Delapan Langkah Dan Tujuh Alat (DELTA), Cilegon: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas ...

Ridwan, A., 2007, Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) Dengan Lima Langkah Kesesuaian Alat, Jurusan Teknik Industri FT UNTIRTA, Cilegon.

3 komentar:

  1. Bisa kirim formatnya gak mas?

    BalasHapus
  2. Terimakasih artikelnya Pak Asep. Mau tanya pak, kalau untuk DELTA kan ada Langkah Berikutnya (L8). Kalau di 3P ini apakah tidak ada?

    BalasHapus
  3. Casinos Near Me - MapyRO
    We have 516 casinos in the United States 수원 출장샵 that offer slots. All casinos have slots. We have 1.3 부산광역 출장안마 million online players so we 남양주 출장마사지 have a lot 남원 출장마사지 of choice for 동두천 출장안마 you.

    BalasHapus